notarisdanppat.com – INVESTASI RUMAH CLUSTER , merupakan konsep perumahan tertutup yang menggunakan akses pintu gerbang untuk keluar masi han Penerapan satu memungkinkan semua mobilitas yang terja dalam klaster dapat dipantau petugas keamanan. Perumahan
meskipun sama-sama memiliki sistem pintu gerbang tunggal seperti Town house, namun perumahan cluster memiliki unit rumah yang jauh lebih banyak dibandingkan Town house. Rumah klaster dan Town house juga memiliki kesamaan yaitu unit rumahnya dibangun tanpa pagar.
INVESTASI RUMAH CLUSTER
Konsep perumahan klaster dinilai lebih aman karena bersifat tertutup dan hanya punya satu akses pintu gerbang untuk keluar-masuk. Terbukti pada saat kerusuhan Mei 1998, perumahan klaster nyaris tak tersentuh para perusuh dan penjarah.
Hal inilah yang kemudian membuat sistem klaster banyak diminati konsumen menengah-atas, karena dinilai lebih mampu memberi rasa aman. Namun demikian, belakangan ini konsep klaster menjadi biasa gara-gara banyak developer yang mengklaim mengembangkan perumahan klaster, tetapi tanpa mengindahkan konsep dasar dan syarat sebuah klaster.
Nama “cluster” pun akhirnya hanya dijadikan merk dagang yang dipercaya mampu mendongkrak penjualan sebuah proyek perumahan.
Dalam sebuah kompleks perumahan klaster dapat dijumpai tipe rumah bagi kalangan masyarakat kelas atas maupun kelas menengah. Rumah rumah tersebut umumnya dikelompokkan tersendiri sesuai segmen pasar yang akan dibidik oleh developer.
Rumah tipe besar biasanya dibangun di bagian depan di jalan utama perumahan, sebagai daya tarik dan sekaligus untuk menaikkan gengsi perumahan tersebut.
Rumah klaster kurang sesuai bagi golongan masyarakat yang masih terbiasa hidup dalam sebuah rumah yang berpagar di lingkungan perumahan yang terbuka sehingga bisa dimasuki para pedagang keliling seperti penjual bakso, mie ayam, es krim, dan sejenisnya.
Mereka yang senang memelihara anjing atau kucing juga agak kesulitan tinggal di rumah klaster karena takut hewan peliharaannya main-main dan buang kotoran di halaman rumah tetangga.
Rumah klaster mungkin hanya cocok bagi penggemar hewan yang dikurung, bukan yang dibiarkan bebas bergerak. Namun bagi karyawan, eksekutif atau pengusaha yang sangat sibuk, rumah klaster dapat menjadi alternatif hunian yang sesuai sebab lingkungannya steril dari masyarakat umum.
Rumah klaster saat ini sedang menjadi tren di kalangan konsumen properti karena:
1. Rumah klaster umumnya berlokasi di pusat kota, pusat kegiatan bisnis atau tempat kerja, sehingga hal ini sangat menolong mobilitas penghuni agar dapat terhindar dari kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di hampir seluruh penjuru kota-kota besar.
2. Lokasi rumah klaster biasanya berada di area lokasi hunian yang sedang berkembang pesat sehingga sangat baik bagi para investor atau pengguna akhir (end user) untuk menanamkan dananya di properti jenis ini.
3. Penghuni perumahan klaster secara psikologis merasakan bahwa tinggal di rumah klaster memiliki gengsi yang lebih tinggi dibanding rumah di kompleks perumahan pada umumnya.
4. Konsumen masih berpikir membeli rumah tapak seperti rumah klaster lebih berharga daripada menanam investasi dalam bentuk apartemen.
5. Konsep rumah klaster mengakomodasi “niche market” (ceruk pasar) yaitu penghuni rumah yang butuh gengsi seperti tinggal di apartemen tetapi tidak nyaman tinggal di hunian yang berada di ketinggian.
Persamaan rumah klaster dan Town house adalah: Sama-sama berkelompok dalam satu lingkungan yang tertutup.
1. 2. Masing-masing unit rumahnya sama-sama dibangun tanpa pagar. 3. Dibangun dengan menggunakan tampak muka yang sama, serasi, dan berderet antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya. 4. Sama-sama memiliki manajemen lingkungan yang modern dan rapi seperti manajemen keamanan 1 x 24 jam, dan menggunakan kamera pengawas (CCTV) untuk mendukung bagian keamanan.
5. Sama-sama memiliki satu akses pintu gerbang untuk keluar-masuk.
6. Sama-sama bernilai investasi tinggi.
Perbedaan rumah klaster dan Town house adalah:
1. Perumahan Klaster cakupannya lebih luas dan banyak hingga ratusan unit dalam satu lingkungan, sedangkan perumahan Town houseadalah perumahan yang cakupan unitnya terbatas antara 10
unit sampai 30 unit dalam satu lingkungan.
2. Perumahan Klaster biasanya dalam satu lingkungan terbagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing memiliki keunggulan tersendiri, sedangkan perumahan Town house hanya ada dalam satu lingkungan yang tidak terbagi dalam beberapa kelompok karena cakupan unitnya sedikit.
3. Perumahan Klaster biasanya terdiri dari beberapa tipe rumah mulai dari tipe kecil hingga tipe besar dalam satu lingkungan, sedangkan perumahan Town house tidak ada tipe kecil karena biasanya unit Town house berkonsep tingkat (dua lantai). fa
sum) standar seperti taman, adapun jogging track, sport club, dan Klaster hanya memiliki fasilitas bersama (fasos dan sarana ibadah hanya dapat dijumpai di Perumahan Klaster besar
4. Perumahan
(kota mandiri), sedangkan perumahan Town house biasanya sudah dilengkapi dengan sarana tambahan tersebut seperti sarana yang terdapat pada kota mandiri sehingga terkesan lebih elegan.
5. Perumahan Klaster bisa dibuat di mana saja, sedangkan perumahan Town house biasanya hanya dibangun di perkotaan karena pada dasarnya perumahan Town house adalah perumahan untuk expatriat dan pekerja perkotaan yang menginginkan suasana berbeda di tengah padatnya perkotaan. para
Rumah klaster atau biasa dikenal dengan rumah tanpa pagar saat ini banyak diminati konsumen properti sehingga banyak developer yang mengembangkan tipe perumahan seperti ini. Rumah klaster adalah rumah yang sistem keamanannya diserahkan secara kolektif dengan mengandalkan “tembok Berlin” yang mengelilingi blok penghuni Walaupun penataan perumahan klaster begitu apik dan tersistem, namun jika tidak dikelola dengan baik oleh pihak pengelola, maka bisa mengakibatkan kerugian bagi para warga penghuni perumahaan tersebut.
Masalah pertama adalah parkir yang membludak tanpa batasan jumlah kendaraan di depan rumah atau di pinggir jalan karena merasa aman oleh adanya “tembok Berlin”.
Setiap penghuni bisa seenaknya memarkir 4 atau 5 kendaraan bahkan kendaraan niaga (truk, engkel, box) masuk semua gratis, kadang bahkan ada kendaraan niaga yang diisi dengan bahan kimia yang berbau dan mudah meledak.
Padahal dengan konsep klaster tanpa pagar, anak kecil bisa berlari langsung dan halaman rumah menuju ke jalan sehingga hal ini rawan menimbulkan kecelakaan.
Masalah kedua adalah adanya penghuni yang belum mampu mem bedakan antara Permukiman dan Pergudangan, di mana mereka bisa seenaknya memfungsikan unit rumah klaster sebagai gudang sehingga bisa menjadi bibit permusuhan antartetangga.
Sedangkan masalah ke tiga adalah faktor keamanan di mana ada akses penduduk sekitar yang bisa bebas naik-turun tembok pembatas perumahan dengan memanjat “tembok Berlin” sehingga bisa membahayakan warga perumahan klaster.
baca juga
Berikut yang harus diperhatikan agar kita salah memilih rumah klaster:
1. ingin membeli rumah, jangan segan untuk menyurvei pada malam hari, ketika “wajah” sebenarnya lingkungan perumahan tersebut menampakkan keasliannya. Jika hubungi teman
kerabat di untuk menanyakan informasi. Jangan segan menanyakan kebiasaan/sistem keamanan yang dipakai. Perhatikan apakah keamanannya efektif mulai dari kendaraan masuk.
Perhatikan perencanaan rumah-rumah yang dibangun pengembang apakah garasi cukup untuk minimal mobil pada tiap rumah sehingga semuanya bisa tertib dan sedap dipandang mata.