Sejarah Spidol dan Tinta Refill Spidol

Sejarah Spidol dan Tinta Refill Spidol , Sejarah alat tulis modern ( pinsil , ball point , spidol ) Di zaman modern kita bisa dengan mudah menemui jenis alat tulis seperti pensil, ballpoint dan spidol. Dulu, manusia menulis dengan batu arang serta batu dari dalam gua yang berwarna hitam dan kemudian setelah ditemukan alat tulis oleh beberapa orang yang berbeda akhirnya penggunaan batu arang mulai digantikan.

Digantikannya penggunaan batu alam untuk menulis ini bukan tanpa alasan, dulu banyak orang mengeluhkan tangannya kotor karena batu alam yang berwarna hitam itu sangat mudah rapuh dan meninggalkan serpihannya di tangan. Akibatnya setelah menulis pasti menyisakan kotoran yang beterbangan dan menempel di mana – mana.

Alat tulis yang paling familiar dengan kita adalah pensil. Sejak sekolah kita lebih sering memakai pensil ketimbang alat tulis yang lain karena pensil mudah dihapus dibandingkan dengan pena/ bolpoin dan spidol.

Ada sejarah di balik alat tulis legendaris semacam pensil dimana alat ini pertama ditemukan pada abad ke 17 tepatnya tahun 1795 di daratan Eropa. Penemunya adalah Nihola J. Conte.

Pensil mengalami perkembangan yang cukup lama karena baru pada tahun 1832 diproduksi secara masal di Cumberland. Bahan dasar pembuatan pensil adalah grafit, tanah liat dan air yang dibakar di suhu sangat panas yaitu 1900 derajat Fahrenheit. Dalam prosesnya akan dihasilkan jenis – jenis pensil yang didasarkan pada kadar grafit di dalamnya. Semakin tinggi grafit maka hasil goresan pensil akan semakin hitam.

Sebenarnya grafit adalah sejenis batu yang memiliki kandungan karbon, sifat grafit murni yang didapatkan langsung dari alam sangat gampang patah. Batunya juga begitu lembut sampai – sampai serpihannya mudah rontok dan meninggalkan bekas jika dipegang langsung dengan tangan.

Karena sifat alami grafit yang sedemikian itu lah akhirnya batu ini dicampur dengan tanah liat sebagai bahan pengikat yang membuat tekstur batang pensilnya lebih padat.

Berbeda dengan pensil yang dibuat dari batu alam dan tanah liat, ballpoint atau bolpoin memiliki sejarah penemuannya sendiri. Kenapa disebut dengan ballpoint? Ternyata asal usul penamaan ini dikarenakan bentuk dari ujung pena yang menyerupai bola.

Bola di ujung pena atau bolpoin ini sangat kecil dan hanya bisa dilihat dari jarak dekat. Bulatan itu berputar demi mengendalikan cairan tinta yang keluar dalam bagian dalam pena.

Dulunya pena atau bolpoin terbuat dari bulu unggas yang dicelupkan ke dalam tinta agar bisa dipakai untuk menulis. Di kawasan Jepang, China dan Korea menggunakan kuas untuk menulis sebelum bolpoin ditemukan.

Baru kemudian pada tahun 1938 seorang jurnalis asal Hungaria bernama László Biró terinspirasi dari percetakan koran yang menggunakan tinta untuk mencetak surat kabarnya. Dia melihat bahwa tinta di surat kabar itu tidak meninggalkan noda di kertas.

Kebetulan László memiliki saudara laki – laki yang bernama George, dia berprofesi sebagai laboran yang kesehariannya bersentuhan dengan ilmu kimia. Berkat inovasinya, kini kita bisa menikmati kemudahan menulis menggunakan ballpoint tanpa perlu belepotan terkena tumpahan tinta layaknya orang pada zaman dahulu. Bolpoin mulai dijual bebas ke pasaran di Argentina pada tahun 1943.

Sejarah Spidol dan Tinta Refill Spidol

Selain pensil dan ballpoint ada juga alat tulis lain yakni spidol. Spidol ini mulai ada di dunia semenjak tahun 1952. Spidol merupakan alat tulis yang ditemukan paling akhir dibandingkan pensil dan ballpoint, penemunya bernama Sidney Rosenthal.

Dulu, spidol masih terbuat dari komponen – komponen sederhana berupa botol kaca dan serat kain wol. Meskipun pensil dan bolpoin telah berkembang di dunia, namun tidak semua orang memakainya. Sidney justru membuat inovasi alat tulis sendiri yang kini kita kenal sebagai spidol.

Pemuda ini mengunjungi sebuah pabrik krayon ternama di kotanya untuk menjual hak paten atas penemuan alat tulis yang dia temukan pada tahun 1989. Temuan spidol tersebut diterima oleh perusahaan tersebut dan mulai diproduksi besar – besaran pada tahun 1996. Dengan desain yang lebih sempurna dan mendukung untuk dipakai dengan tangan.

Pada awal munculnya alat tuls temuan Sidney ini, semua orang menyebutnya dengan nama Magic Marker. Sedangkan di negara – negara lain sebutan spidol beragam karena disesuaikan dengan merk spidol pertama yang tersebar di negara mereka.

Sebelum ada spidol berwarna, dulu semua tinta spidol memiliki satu warna saja yakni warna hitam. Baru setelah berjalan beberapa tahun kemudian, ditemukan spidol berwarna oleh orang Jepang yang bernama Yukio Horie.

Kemudian spidol dengan tinta selain warna hitam mulai beredar ke seluruh penjuru dunia dan dipakai oleh masyarakat luas sebagai alat tulis yang juga dipakai untuk kepentingan para pekerja profesional.

Jika  jenis ballpoint hanya satu dan pensil ada dua, maka spidol ini punya jenis yang lebih beragam karena ada spidol khusus untuk acara – acara dan kegunaan tertentu, contohnya saja cyber spidol atau spidol keamanan yang biasanya dipakai TNI dan polisi untuk menandai area atau barang tertentu dengan tinta tak kasat mata yang hanya bisa dilihat dengan sinar lampu neon ultraviolet, ada juga spidol kain yang dipakai para fashion designer untuk merancang pola pada pakaian buatan mereka.

Spidol yang umum digunakan oleh masyarakat adalah spidol warna, spidol whiteboard dan spidol permanen. Biasanya dipakai untuk mewarnai gambar di kertas dan menulis di papan tulis.

Begitulah sejarah alat tulis modern seperti pensil, ballpoint dan spidol. Tiga – tiganya melalui sebuah proses perkembangan yang sangat panjang dan berliku – liku. Berawal dari bentuk yang sangat sederhana dan kemudian disempurnakan lalu didesain oleh para ahli agar dapat lebih mudah digunakan dan nyaman digenggam oleh tangan.

Meskipun pensil, ballpoint dan spidol ditemukan oleh orang yang berbeda di tempat dan tahun yang berbeda pula namun semuanya memiliki fungsi yang hampir mirip yaitu sebagai alat untuk membantu seseorang menulis dan membuat goresan di atas kertas untuk tujuan masing – masing.

Setiap alat tulis tersebut memiliki proses pembuatan yang sangat berbeda karena bahan dasar utama yang dipakai memang tidak sama, misalkan saja pensil, alat ini membutuhkan grafit, tanah liat dan air sedangkan ballpoint membutuhkan racikan ahli kimia untuk dapat membuat tinta yang cepat kering dan spidol jauh lebih rumit lagi karena membutuhkan pigmen warna yang dilebur dengan campuran pelarut kimia agar mampu menghasilkan tinta yang pekat dan tajam.

Di balik proses tersebut, kita sangat beruntung karena kini sudah bisa menikmati kemudahan dalam menulis dan menggambar akibat adanya alat tulis modern yang sudah begitu sempurna dan gampang sekali diaplikasikan. Bahkan bentuk pensil sekarang sudah ada yang isi ulang dengan bentuk yang lucu – lucu di bagian luarnya.

HQLINE.ID sebagai pabrikan dan supplier tinta refill spidol siap membantu anda daalam mendaptkan kebutuhan spidol

HQLINE ID berlokasi di Bandung , dan bisa dilihat melalui website resmi HQLINE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *