notarisdanppat.com Pengertian dan Jenis-Jenis Badan Usaha , “Eh bro, lo masih inget tugas kewirausahaan minggu depan?” tanya Gita ke Dion yang lagi ngopi di kantin kampus. Dion langsung megang kepala, pura-pura pingsan. “Yah elah, jangan di-remind dong, belum gue sentuh sama sekali tuh tugas. Itu kan yang suruh jelasin badan usaha sama jenis-jenisnya?”
“Iya. Padahal itu basic banget sih, cuma kadang suka bikin bingung karena istilahnya banyak,” kata Gita sambil buka catatannya. “Gue udah nyicil dikit sih, terus iseng gue jadiin konten juga di TikTok. Lumayan buat bahan belajar.”
“Wih, multitasking banget. Coba ceritain deh ke gue, daripada gue zonk pas presentasi nanti.”
Gita nyengir. “Oke, jadi gini. Pertama kita mulai dari pengertian badan usaha. Simpelnya, badan usaha itu adalah suatu kesatuan yang dibuat buat cari untung atau ngasih layanan ke masyarakat. Nah, kesatuan ini biasanya punya bentuk hukum alias legal, kayak PT atau CV. Tapi juga bisa bentuk lain yang penting tujuannya jelas.”
“Oh jadi bukan cuma perusahaan gede doang ya?”
“Yup, bahkan warung kelontong pun bisa termasuk badan usaha kalau dia dikelola dengan sistem dan punya tujuan ekonomi. Tapi biar lebih paham, kita bedah nih badan usaha dari tiga sisi: kegiatan usaha, kepemilikan modal, dan wilayah negara.”
Dion duduk tegak, mulai serius. “Gue nyatet nih, gaskeun.”
“Pertama, badan usaha berdasarkan kegiatan. Ini dibagi lima. Satu: ekstraktif, yaitu yang ambil langsung dari alam, contohnya perusahaan tambang atau perikanan. Dua: agraris, yang berkaitan sama pertanian, perkebunan, peternakan. Tiga: industri, yang produksi barang dari bahan mentah, kayak pabrik. Empat: perdagangan, yang beli dan jual barang tanpa ngubah bentuk, misalnya distributor. Lima: jasa, kayak salon, bengkel, sampai startup teknologi juga masuk.”
“Lanjut dong,” Dion makin semangat.
“Yang kedua, berdasarkan kepemilikan modal. Ini sering banget keluar di soal. Pertama: BUMS, alias Badan Usaha Milik Swasta. Modalnya dari pihak swasta, bisa lokal atau asing. Kedua: BUMN, yaitu yang modalnya dimiliki negara. Lo pasti pernah dengar nama kayak Pertamina, PLN, itu semua BUMN.”
baca juga
- Konsultan Pajak Bukan Buat Sultan Doang: Semua Orang Bisa Pake
- Terjebak Sengketa Pajak? Chill, Ini Cara Lo Bisa Lawan Lewat Jalur Litigasi
- Jual vs Sewa Properti Sama-Sama Kena Pajak Tapi Cara Kenaikannya Beda Gengs
- PPN 0% ITU BUKAN FREE PAJAK YAA, JANGAN KE-GASLIGHT SAMA ANGKA 0
- Deposito Kena Pajak? Gak Salah Baca, Bro! Cek Dulu Biar Gak Zonk Saat Dapet Bunga
“Oh iya, terus kalau milik pemda itu apa?”
“Bagus, itu masuk BUMD, Badan Usaha Milik Daerah. Jadi modalnya dari pemerintah daerah. Misalnya perusahaan air minum kota. Terakhir, ada badan usaha campuran, di mana modalnya gabungan antara pemerintah sama swasta.”
“Oke, masuk akal. Terus tadi katanya ada juga berdasarkan wilayah negara?”
“Yup, ini pembagian berdasarkan siapa yang punya modal dan di mana badan usaha itu beroperasi. Pertama: Penanaman Modal Dalam Negeri, alias PMDN. Ini badan usaha yang dimodalin warga lokal. Kedua: Penanaman Modal Asing atau PMA, yang dimodalin sama investor asing tapi beroperasi di Indonesia.”
“Contohnya kayak perusahaan Jepang yang buka pabrik di Bekasi gitu?”
“Exactly. Mereka masuk ke kategori PMA karena modalnya dari luar negeri.”
“Wah, ternyata banyak juga ya jenisnya. Terus fungsinya badan usaha apa aja sih?” tanya Dion sambil ngunyah gorengan.
“Setidaknya ada tiga. Fungsi komersial, yaitu buat nyari untung. Ini yang paling umum. Terus ada fungsi sosial, misalnya ngasih lapangan kerja, nyerap tenaga lokal, atau CSR. Dan yang terakhir, fungsi pembangunan ekonomi, karena badan usaha bisa bantu pemerintah dalam ekspor, pembangunan, dan pemerataan pendapatan.”
Dion manggut-manggut. “Gue baru sadar kalau badan usaha bukan cuma tentang cuan, tapi juga punya tanggung jawab sosial dan ekonomi.”
“Nah itu dia. Makanya penting buat kita yang generasi muda ngerti struktur ini. Soalnya nanti lo lulus kuliah dan mau buka usaha, lo harus tau lo masuk badan usaha yang mana. Misal lo mau bikin startup, lo bisa pilih bentuk PT atau CV. Beda bentuk, beda juga kewajiban pajaknya.”
“Wah bener juga ya. Tapi nih ya, gue penasaran. Ada enggak sih contoh real dari masing-masing jenis badan usaha tadi?”
“Banyak. Contohnya, ekstraktif kayak Freeport, mereka ngambil tambang emas. Agraris, misal perusahaan sawit. Industri, ya kayak Indofood yang produksi mie instan. Perdagangan, Alfamart, Indomaret. Jasa, GoJek, Grab, Netflix juga jasa loh.”
“Kalau BUMS dan BUMN?”
“BUMS kayak Astra, Unilever. BUMN ya kayak Telkom, Garuda Indonesia. BUMD misalnya PDAM. PMDN contohnya bisnis lokal kayak kopi Janji Jiwa. PMA ya contohnya Toyota Indonesia.”
“Gokil sih ini info. Gue bisa jadi paham struktur bisnis di Indonesia lebih jelas.”
“Dan lebih penting lagi, lo bisa ngerti pajaknya nanti. Setiap badan usaha punya kewajiban pajak yang beda-beda. Misalnya PT wajib punya NPWP Badan, wajib lapor SPT Tahunan Badan, bahkan bisa kena PPh 21 buat karyawan, PPh 23 kalo bayar jasa, dan lain-lain.”
“Yah balik-baliknya tetep ke pajak ya,” Dion ketawa. “Tapi ya emang harus paham sih. Jangan sampe punya usaha tapi nggak ngerti kewajiban.”
“Nah makanya, sekarang banyak konsultan pajak yang bantuin pelaku usaha buat urus perpajakan mereka. Dari bikin NPWP, lapor SPT, sampe perhitungan pajak badan. Karena emang makin ke sini, regulasi pajak makin detail.”
“Kayaknya kalo gue buka bisnis nanti, gue harus gandeng konsultan juga deh. Biar fokus di produk, soal pajak serahin ke ahlinya.”
“Setuju. Lo bisa pakai jasa kayak Provisio Consulting tuh, mereka spesialis di bidang ini. Udah banyak bantuin berbagai jenis badan usaha, dari yang kecil sampe yang skala besar.”
Dion ngangguk puas. “Thank you Git. Gara-gara lo, sekarang tugas gue kelar setengah. Tinggal gue masukin ke slide aja.”
“Yaudah sana garap, jangan nunda mulu. Siapa tau dari tugas ini lo malah jadi pengusaha sukses.”
“Dan siapa tau dari ngobrol ginian, lo jadi influencer pajak Gen Z yang viral tiap minggu.”
Mereka ketawa bareng. Kadang, bahasan berat soal struktur ekonomi bisa jadi ringan kalau dibawa sambil ngopi di kantin. Yang penting, ilmunya nyangkut dan bisa kepake. Karena siapa tau, hari ini lo cuma ngerjain tugas kuliah, tapi besok lo udah punya PT sendiri.
Kalau kamu juga baru mulai belajar soal badan usaha, semoga obrolan gaya Gita dan Dion ini bikin konsepnya lebih kebayang. Jangan lupa, badan usaha bukan cuma soal cari untung, tapi juga bagian dari ekosistem pembangunan Indonesia.