www.notarisdanppat.com – Modal Kerja dalam Investasi dan Bisnis | Investasi dan bisnis merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan sekarang ini. Karena Investasi dan bisnis sudah termasuk kategori kebutuhan yang akan terus berkaitan hingga kedepan.
Salah satu dari sub bidang yang sering dibahas yaitu modal kerja dalam investasi dan bisnis. Bahkan beberapa pasal mengatur akan jalannya bisnis tersebut. karena dengan adanya payung hukum maka jalannya bidang tersebut akan berjalan disiplin dan juga lancar.
Baca Juga pemahaman-investasi-dan-contohnya/
Pengertian Modal Kerja
Ada 3 konsep modal kerja yang kita kenal, yaitu :
1. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Bruto
Menurut Konsep ini modal kerja adalah seluruh jumlah aktiva lancar. Berarti jumlah kas/bank + efek yang bisa diperjual belikan + piutang + persediaan
2. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Bruto
Menurut konsep ini modal kerja adalah selisih lebih jumlah aktiva lancar terhadap utang lancar
3. Konsep Fungsional
Menurut konsep ini modal kerja adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama (current income) pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.
Apabila kita melihat kepada beberapa pos Neraca naja dapat diambel kesimpulan sebagai berikut :
– Kas dan persediaan merupakan modal kerja
– Piutang Dagang terbagi 2 bagian :
a. Bagian dana dalam bentuk piutang yang diinvestasikan dalam produk yang terjual (harga pokok produknya) merupakan modal kerja.
b. Bagian dana dalam bentuk piutang dagang yang merupakan keuntungan dari produk yang terjual secara kredit merupakan modal kerja potensial. Karena baru bisa dianggap sebagai modal apabila piutangnya telah tertagih.
– Efek yang bisa diperjual belikan merupakan keuntungan dari produk yang terjual secara kredit merupakan modal kerja potensial. Karena baru bisa dianggap sebagai modal apabila efek tersebut sudah terjual.
– Aktiva tetap terbagi 2 bagian:
a. Penyusutan aktiva tetap merupakan modal kerja
b. Nilai buku aktiva tetap bukan merupakan modal kerja
Ada beberapa jenis modal kerja menurut W.B. Taylor :
a. Modal Kerja Permanen merupakan adalah modal kerja yang harus tetap ada atau terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Terdiri dari
– modal kerja primer adalah jumlah kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha
– Modal Kerja Normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi normal.
b. Modal Kerja Variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Terdiri dari :
– modal kerja musiman : jumlah modal kerja yang berubah-ubah karena pengaruh musim.
– Modal kerja siklus : modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena fluktuasi konyungtur.
– Modal kerja darurat : modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya.
Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan perusahaan akan berada dalam keadaaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo). Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sehingga menggambarkan tingkat keamanan (margin of safety) yang memuaskan.
Menurut Weston dan Copeland (1999) manajemen modal kerja adalah semua aspek pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar.
Sedangkan Esra dan Apriweni (2002) mendefinisikan bahwa manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan yang terdapat dalam perusahaan agar mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan.
Modal Kerja dalam Investasi dan Bisnis Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian utama dalam manajemen modal kerja adalah pada manajemen aktiva lancar perusahaan, yaitu kas, sekuritas, piutang dan persediaan serta pendanaan (terutama kewajiban lancar) yang diperlukan untuk mendukung aktiva lancar.
Martono dan Harjito (2004) mengemukakan beberapa alasan yang mendasari pentingnya manajemen modal kerja, yaitu:
- Aktiva lancar dari perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibanding dengan jumlah aktiva secara keseluruhan.
- Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber utama bagi pendanaan eksternal. Perusahaan ini tidak memiliki akses pada pasar modal untuk pendanaan jangka panjangnya.
- Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu yang sesuai untuk pengelolan tentang hal-hal yang berkaitan dengan modal kerja.
- Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkat risiko, laba, dan harga saham perusahaan.
- Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan dana untuk membelanjai aktiva lancar.
Baca Lagi hal-hal-yang-perlu-dipertimbangkan-sebelum-berinvestasi/
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah sebagai berikut (Sawir, 2005):
- Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancer sehingga tingkat pengembalian investasi marginal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva lancar tersebut.
- Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
- Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.
Sasaran tersebut mengindikasikan bahwa modal kerja perusahaan harus cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Tersedianya modal yang cukup akan menguntungkan bagi perushaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan juga tidak akan mengalami kesulitan keuangan. Modal Kerja dalam Investasi dan Bisnis